Rabu, 31 Desember 2008

KTM, selayang pandang

Sing Elek Ojo di Tiru

 Di saat informasi telah menjadi kebutuhan mendasar dari setiap kalangan di dalam masyarakat kita, KTM sebagai salah satu wadah yang diharapkan mampu menampung dan mengembangkan kreatifitas pemuda-pemuda desa Sajen Kecamatan Pacet – Mojokerto, mulai menyambut perkembangan jaman tersebut melalui pengembangan program IT (Information Technology) dengan mengelola sebuah Community Training Center atau yang akrab disebut CTC. Sama halnya dengan beberapa CTC di beberapa kota lain di Indonesia CTC KTM juga bermitra dengan Ornop / LSM (FORMASI Jakarta) dan MICROSOFT.

 Namun yang namanya KTM ya tetap saja KTM. Bagi orang yang baru mengenal pasti akan sangat banyak kesan yang akan didapatkan, baik kesan yang positif dan juga kesan yang negatif. Kesan kumuh, kemproh, kalau ngomong asal nyeplos, kalau bercanda nggak ukuran bahkan lebih sering keterlaluan. Namun di sisi lain biasanya orang yang baru kenal akan merasa cepat akrab dan kerasan ngobrol berlama-lama dengan KTM. Bahkan kalau lama nggak kumpul sama teman-teman KTM bisa kangen lho. Atau biasanya orang bilang anak-anak KTM itu ngangeni (membuat kangen). Semua itu karena semangat keterbukaan, kreatifitas dan keaktifan pemuda-pemudi KTM ini yang menurut beberapa tamu yang datang, karakteristik KTM ini jarang ditemukan di daerah lain. (Ah.. macak ciiihh… udah langka ya… bisa masuk musium tuh.) 
Ketika ada tamu yang datang, apalagi kalau tamunya datang dari kota, maka ungkapan yang biasa terlontar adalah, 
“Anak-anak muda koq masih mau bertani ya..? Apalagi mau mengikrarkan diri dan membentuk sebuah wadah kelompok tani (KTM = Kelompok Tani Muda). Dan anggotanya ternyata tidak hanya pemuda-pemuda saja tapi juga pemudi-pemudi alias cewek-cewek. “ ( Bunga desa gitu lho.. he.. he.. hee... )

Kalau menurut Cak Yazid sang Ketua KTM, kita nggak perlu malu menjadi petani, bahkan sebaliknya kita harus bangga, bangga dan bangga.
“Gawe opo isin ngakoni dadi petani. Wong kenyataan-ne pancen awak dhewe iki tani. Anak turun-ne wong tani. Sakben dino ya nang sawah, ya ngarit, ya macul. Tapi sing penting ya kudu dadi petani sing pinter.Yo iku petani sing gak ketinggalan jaman. Petani sing ngerti pemerintahan, ngerti kemasyarakatan, politik, terus yo kudu ngerti komputer, internet lan teknologi liyane.” 

Menjadi orang pinter tidak harus menjadi sarjana. Sekolah pun bisa di mana saja. Dalam melakukan segala sesuatu harus serius dan sungguh-sungguh. Tapi juga harus santai, enjoy dan dengan senang hati atawa ikhlas gitu lho.. 
Demikian pula dalam mengelola organisasi. Sekretariat KTM yang juga menjadi CTC KTM ini mungkin agak unik dan berbeda dengan yang lain. Meskipun kesan kumuh dan kemproh sangat melekat, namun tempat ini tak pernah sepi di kunjungi orang dan merupakan menjadi tempat yang nyaman bagi anggota KTM untuk ngobrol, beraktifitas dan berkreasi. Di dalam ruang yang kumuh dan kemproh itu menjadi ruang yang sangat terbuka dan sangat familier bagi siapapun. Disamping menjadi ruangan untuk ngobrol masalah pertanian, masalah desa, masalah politik/pemerintahan dan juga sebagai tempat belajar komputer bagi masyarakat, sekretariat KTM juga sangat nyaman untuk hanya sekedar tempat istirahat pelepas lelah setelah seharian bekerja di sawah. 
“Wong pancen-ne panggonanne yo wis ngono iku. Jauh dari sempurna. Tapi sing penting ono manfaate kanggo wong akeh. Keno kanggo rapat, istirahat, tukar informasi, dengar musik, nonton TV, dll. Masyarakat tidak sungkan untuk datang mencari dan atau memberi informasi. Menurut saya ini lebih baik dan mengena untuk masyarakat di desa ini. Dari pada sekretariat atau kantornya para pejabat yang terlalu birokratis, terlalu ribet, membuat orang takut dan berpikir seribu kali untuk masuk,” ungkap Cak Wito Sekretaris KTM.

“Ya.. mudah- mudahan apa yang baik dari kami bisa di tiru dan menjadi motivasi bagi kelompok tani ataupun organisasi lain. Tapi sing elek-elek yo ojo di tiru. Mungkin cocok di sini tapi belum tentu cocok di daerah lain,” tambah Cak Wito mengakhiri komentarnya. Tom.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar