Minggu, 01 Februari 2009

“ PELATIHAN ngGORENG BRAMBANG ”

ALTERNATIF SOLUSI MENGENTAS KETERPURUKAN PETANI          

         Seperti telah kami bahas dalam rubrik sebelumnya bahwa kondisi alam kita yang subur dengan hasil panen melimpah tidak menjamin meningkatnya pendapatan petani. Seperti halnya yang dialami beberapa petani bawang merah di Daerah Pacet Kabupaten Mojokerto. Dengan hasil panen yang melimpah seperti gambar di atas ternyata malah membuat petani ngersulo (sedih) karena produk bawang merah yang melimpah itu ternyata tak laku jual. Atau kalau ada tengkulak yang mau membeli itupun dengan harga yang sangat rendah, tidak sebanding dengan tingginya biaya produksi yang mereka keluarkan.
          Inisiatif kawan-kawan KTM bersama Koppontren Darunnajah untuk memberikan solusi atas permasalahan tersebut telah diwujudkan dengan komitmennya untuk mengupayakan adanya produk olahan pasca panen dengan harapan bisa meningkatkan nilai jual bawang merah. Untuk sementara ini, produk olahan yang kami pilih adalah bawang goreng.
 

         Untuk menjadikan bawang merah menjadi produk olahan bawang goreng ternyata tidak sesederhana yang kita bayangkan. Awalnya kami berfikir proses pengolahan ini cukup sederhana saja. Seperti halnya kalau ibu-ibu biasanya menggoreng bawang merah untuk konsumsi di rumah tangga. Namun untuk skala industri, ternyata membutuhkan penanganan yang lebih khusus alias tidak sekedar asal goreng saja. Tetapi harus dipikirkan pula kualitas produk olahan tersebut agar mempunyai nilai ekonomis dan layak jual.
          Produk bawang goreng yang siap jual harus kelihatan menarik, tidak terlalu gosong ataupun tidak terlalu mentah. Untuk itu diperlukan cara menggoreng dengan trik-trik khusus agar hasilnya bisa memuaskan. Di sisi lain kandungan minyak nya juga harus sangat rendah. Hal ini dimaksudkan agar daya simpannya bisa lebih tahan lama dan tidak tengik. Kerenyahan brambang goreng juga menjadi prioritas yang harus diperhatikan. Mengenai rasa, kita juga harus menambahkan resep khusus agar brambang goreng lebih enak dan diminati konsumen. Misalnya dengan menambahkan garam dengan ukuran yang pas, tidak lebih dan tidak kurang.
Untuk mendapatkan kemampuan dan ketrampilan yang memadai dalam produksi brambang goreng, baru-baru ini Koperasi Pondok Pesantren Darun Najah melaksanakan Pelatihan Goreng Brambang. Hal ini dimaksudkan agar anggota Koppontren dan juga santri-santri Ponpes Darun Najah mempunyai bekal yang cukup untuk mengembangkan usaha Brambang Goreng. Acara Pelatihan yang dibuka secara langsung oleh Bapak Ghozali, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Mojokerto ini juga menghadirkan nara sumber Pak Pri (Supriyadi) seorang pengusaha Brambang Goreng yang sudah 15 tahun berpengalaman di bidang pengolahan dan penjualan brambang goreng.

Proses Pelatihan
Pelatihan pembuatan Brambang Goreng diawali dengan pemaparan singkat oleh Pak Pri selaku narasumber tentang proses pengolahan bawang merah menjadi produk Brambang Goreng. Dalam sessi ini peserta juga diperbolehkan secara langsung bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dimengerti. Pak Pri juga menjelaskan tentang pengalaman beliau sejak dari merintis usaha sampai berhasil melayani kebutuhan pasar di Mojokerto bahkan sampai ke luar daerah. Di samping Pak Pri, proses pelatihan ini juga dipandu oleh Bapak Sucipto alias Pak Cip yang beberapa waktu sebelumnya telah melakukan magang beberapa hari di usaha penggorengan brambang milik Pak Pri.

Setelah sessi pemaparan dan tanya jawab selesai, peserta pelatihan diajak secara langsung mempraktekkan teori yang telah mereka terima sebelumnya. Pada tahap awal peserta diberi penjelasan sekaligus mempraktekkan cara pemilihan bawang merah yang layak untuk dijadikan brambang goreng. Setelah itu bawang merah dikupas dan dicuci hingga bersih. Maksud dari tahapan ini adalah agar hasil brambang goreng nanti terlihat bagus dan bersih. Kalau bawang merah tidak dikupas, maka kulit brambang yang ikut tergoreng akan gosong terlebih dahulu sehingga warna brambang goreng menjadi lebih hitam dan kurang menarik.
Tahap selanjutnya adalah perajangan. Dimana proses perajangan ini dilakukan dengan menggunakan mesin perajang yang dirancang secara khusus. Kalau dilakukan secara manual memang hasilnya lebih bagus. Namun untuk usaha dengan skala yang lebih besar, perajangan secara manual dianggap tidak efektif karena terlalu lama dan membutuhkan sangat banyak tenaga kerja.

Bawang merah yang sudah dirajang, selanjutnya dicampur dengan sedikit tepung beras dengan takaran tertentu yang dimaksudkan untuk menambah kerenyahan brambang goreng ketika sudah masak.

Pada saat penggorengan, yang perlu diperhatikan adalah perbandingan volume minyak goreng dengan jumlah brambang yang akan digoreng. Disamping itu tingkat tingginya suhu minyak goreng dalam wajan (penggorengan) juga perlu diperhatikan. Hal ini dimaksudkan agar kematangan brambang nantinya bisa maksimal namun tidak sampai gosong. Untuk itu perlu pengaturan besar kecilnya api yang digunakan untuk memanaskan wajan.
Bawang goreng yang sudah matang dan diangkat dari wajan harus segera ditiriskan atau diangin-anginkan di sebuah wadah yang luas agar brambang goreng cepat dingin. Bila perlu bisa menggunakan kipas angin. Meskipun sudah diangkat dari wajan, biasanya warna brambang goreng bisa berubah menjadi kehitaman / gosong jika suhunya masih sangat tinggi dan tidak segera dingin. Pada tahapan ini bisa ditambahkan sedikit garam dapur untuk menambah rasa gurih. Selanjutnya untuk mengurangi kandungan minyak dalam brambang goreng bisa dilakukan dengan mesin blower.
Demikian tadi serangkaian proses pelatihan yang telah dilakukan oleh kawan-kawan KTM bersama Koppontren Darun Najah Desa Sajen Pacet Mojokerto. Apa yang telah kami lakukan ini merupakan sebuah langkah awal dari upaya mengentas keterpurukan petani kita sekarang ini. Semoga dengan adanya alternatif-alternatif solusi ini bisa membangkitkan semangat petani untuk tidak hanya sekedar bisa memproduksi / menanam saja tapi juga bisa memasarkan hasil panennya dalam bentuk produk olahan dengan harapan bisa mengangkat nilai jual dan memperbesar keuntungan yang diperoleh petani.*Dur .

2 komentar:

  1. Salam knl,tlg saya prl alamat email anda utk dpt diskusi masalah pertanian di desa sajen pacet.terima kasih.

    BalasHapus
  2. Gimana cara nya bisa Ikut pelatihan

    BalasHapus