Sabtu, 28 Februari 2009

HAMA & PENYAKIT 
TANAMAN BAWANG MERAH



Liriomyza spp.
Kosmopolitan Pengganggu Krisan
Selain merusak penampilan, serangan Liriomyza spp. mengakibatkan berkurangnya area fotosintesis, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Hama ini mewabah hampir di seluruh dunia tempat krisan ditanam.  

  
Gejala serangan Liriomyza spp Sungguh mengenaskan bila krisan harus mati dimakan hama sebelum berkembang., karena orang menikmati tanaman ini dari keindahan bentuk dan warna bunganya. Serangan hama sudah menjadi resiko tanaman hias bunga potong ini yang biasanya dibudidayakan di bawah naungan seperti halnya mawar. Berbeda dengan gladiol dan sedap malam yang umum dibudidayakan di lahan terbuka.
Perbedaan lingkungan tanaman mempengaruhi jenis hama yang dominan pada lingkungan tersebut. 
Mempengaruhi pula cara pengendalian hama utamanya. Meskipun ambang kendali hama pada tanaman hias sangat rendah, umumnya petani hanya mengandalkan pada pestisida sistesa yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman hias-terutama yang bernilai tinggi dan dapat diekspor-, memerlukan perlindungan dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang sangat intensif. Apalagi buyer di luar negeri menghendaki produk tanaman hias dengan standar kulitas yang tinggi seperti harus memenuhi kriteria indah, tumbuh sempurna, mulus dan tidak ada gangguan OPT.
Karenanya, pemasyarakatan pengendalian hama terpadu (PHT) kepada petani tanaman hias sangat perlu ditanamkan dalam rangka meningkatkan produksi tanaman hias yang berkelanjutan dan berwawasan agribisnis. Salah satu OPT yang harus diwaspadai adalah lalat pengorok daun yang disebabkan oleh Liriomyza chrysanthemi, L. Huidobrensis, L. Trifolii, (ordo : diptera ; Famili : Agromyzidea)
Laporan serangan lalat pengorok daun pada krisan dari daerah memang belum banyak masuk sampai saat ini. Namun demikian hasil penelitian akibat serangan larva lalat pengorok daun pada tanaman krisan, dapat menimbulkan kehilangan hasil, antara 76-86%. Pada serangan berat tingkat kerusakan bahkan mencapai lebih dari 90%. 
Lalat pengorok daun selain menyerang tanaman hias juga bisa menyerang tanaman sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan liar. Jenis tanaman yang diserang meliputi kentang, tomat, seledri, wortel, ketimun, caisin, bit, selada, kacang merah, kubis, cabai, bawang merah, buncis, terung, semangka, bayam liar, dan lain-lain. Bila dilihat dari banyaknya tanaman inang ini memungkinkan daya pencar yang cepat sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap tanaman budidaya yang diusahakan oleh petani.
 Lalat pengorok daun dapat diidentifikasi melalui panjang tubuhnya, yakni antara 1,7-2,3 mm. Sebagian besar tubuhnya berwarna hitam mengkilap, kecuali skutelum dan bagian samping toraks serta bagian tengah berwarna kuning. Telurnya berwarna putih benang, berukuran 0,28 mm x 0,15 mm. Larva berwarna putih susu atau putih kekuning-kuningan, dan yang sudah berusia lanjut berukuran ± 3,5 mm. Puparium berwarna kuning keemasan hingga coklat kekuningan berukuran 2,5 mm. Siklus hidup lalat pengorok daun berkisar antara 22-25 hari, dan stadium pupa 9-12 hari. Imago betina mampu hidup selama 6-14 hari, dan imago jantan 3-9 hari. 
Lalat ini bersifat kosmopolitan, artinya tersebar luas di berbagai bagian dunia tempat krisan ditanam. Serangga dewasa adalah sejenis lalat yang menusuk daun yang masih lunak ketika makan ataupun ketika meletakkan telur. Lalat mengorok jaringan di bawah epidermis daun dan membuat saluran-saluran yang tidak beraturan terutama di daerah pinggir daun. Pada saat akan berkempompong larva membuat lubang untuk keluar lalau berkepompong di tanah. 
Gejala serangan lalat pengorok daun terjadi karena lalat ini memakan jaringan daun di bawah epidermis, sehingga terbentuk saluran-saluran bekas korokannya yang berwarna putih dengan diameter 1,5-2,0 mm. Pada serangan berat daun akan tampak putih karena yang tersisa hanya lapisan tipis bagian luar daun saja. Selain merusak penampilan, serangan hama ini dapat mengakibatkan berkurangnya area fotosintesis, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.
Budidaya tanaman sehat cukup membantu mentoleransi pengaruh kerusakan akibat hama ini teruatama pada fase vegetatif pertmbuhan tanaman. Budidaya secara sehat dapat dilakukan anatara lain dengan sanitasi lingkungan melalui membersihkan gulma, pemupukan berimbang, dan secara kultur teknis yaitu dengan menimbun bagian tanaman yang terserang.
 
Manfaatkan Musuh Alami
PEMANFAATAN musuh alami dapat dilakukan untuk mengendalikan lalat pengorok daun. Parasit yang paling umum dan penting adalah jenis tabuhan yaitu parasit larva Ascecodes sp., Gronotama sp., Hemiptarsemus varicornis, dan Opius sp.
Cara lain pengendalian dapat dilakukan secara fisik yaitu dengan pemasangan kelambu kasa plastik pertanaman. Pemasangan kelambu dilakukan sebelum tanam dan tinggi kelambu disesuaikan dengan kondisi setempat, sehingga aktivitas pemeliharaan tidak terganggu. 
Lalat pengorok daun sangat tertarik oleh warna kuning oleh sebab itu dapat dijerat menggunakan perangkap likat kuning (Yellow sticky trap) berbentuk kartu (berukuran 16 cm x 16 cm). Monitoring populasi hama dengan menggunakan perangkap ini dapat digunakan sebagai tindakan pencegahan ataupun sebagai pedoman saat tepat untuk aplikasi pestisida. 
Bila langkah fisik mekanis belum berhasil, pakailah insektisida yang efektif untuk mengendalikan lalat pengorok daun pada tanaman krisan yang telah terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian. Beberapa insektisida yang telah direkomendasikan antara lain Agrimec 18 EC (bahan aktif abamektin), Mitac 200 EC (bahan aktif amitraz), Rampage 100 EC (bahan aktif klofenapir), dan Trigard 75 WP (bahan aktif siromazin). Waktu aplikasi dan dosis yang digunakan dapat dilihat pada label masing-masing insektisida yang akan digunakan, demikian juga volume larutan yang diperlukan.
Beberapa jenis ekstrak tanaman yang bersifat insektisida juga dilaporkan memperlihatkan efektifitas yang sama dengan beberapa jenis insektisida sintetik. Ekstrak tersebut dinilai aman bagi lingkungan karena senyawa-senyawanya terurai lebih mudah. 

1 komentar:

  1. Mas ini novie untag,masalah hama ada yg bisa dibantu gak?mungkin minta insektisida ke badan pertanian ato gmn?

    BalasHapus